Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pernikahan Dini Masih Tinggi, Bupati Madiun Kumpulkan Kepsek hingga Guru Agama

Kompas.com - 24/02/2023, 14:39 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Bupati Madiun Ahmad Dawami mengundang seluruh kepala sekolah, guru agama dan guru bombing konseling untuk membantu pemerintah menekan jumlah kasus pernikahan dini yang masih tinggi. Dalam tiga tahun terakhir, tercatat kasus pernikahan dini di atas 100 pasangan.

“Kami evaluasi semuanya. Kami samakan persepsi dan frekuensi SD, SMP dan SMA. Apalagi merujuk sesdiknas yang membuat sukses pendidikan itu ada tiga yakni sekolah, lingkungan, dan keluarga,” kata Ahmad Dawami di Madiun, Jumat (24/2/2023).

Baca juga: Dua Bulan Tunjangan Profesi Guru TK, SD, dan SMP di Kota Madiun Belum Dibayar

Pemkab Madiun mengumpulkan seluruh kepala sekolah, guru agama, dan guru bimbingan konseling dari SMA dan SMK negeri maupun swasta di Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun, Kamis (23/2/2023) sore.

Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Madiun, sebanyak 175 anak melakukan pernikahan dini pada 2020.

Pada 2021, tercatat 143 anak yang melakukan eprnikahan dini. Sedangkan tahun lalu, tercatat 119 anak.

Pada 2022, jumlah anak yang menikah dini lulus SMA sebanyak 39 orang, lulus SMP sebanyak 56 orang, dan lulus SD sebanyak 24 anak.

Tak hanya lembaga pendidikan SMA sederajat, kata Kaji Mbing, Pemkab Madiun mengintervensi agar SD dan SMP juga menanamkan pendidikan karakter bagi siswa-siswinya.

“Ada karakter building yang kami tekankan untuk antisipasi (agar tidak terjadi pernikahan dini),” jelas Kaji Mbing.

Menurut Kaji Mbing, anak-anak yang masih duduk di SD, SMP, hingga SMA, akan disentuh dengan kebijakan lokal sehingga fokus belajar dan meraih cita-cita.

Edukasi tentang seks pun akan diberikan agar anak-anak yang duduk di bangku sekolah tak melakukan pernikahan dini.


Kaji Mbing mengatakan, masih banyaknya kasus pernikahan dini di Kabupaten Madiun karena terjadi pergeseran karakter. Saat pandemi Covid-19, aktivitas tatap muka antara murid dan guru rendah.

“Padahal kalau bicara karakter maka karakter itu butuh keteladanan. Maka butuh face to face (tatap muka). Kalau pintar mungkin lewat pendidikan daring bisa,” kata Kaji Mbing.

Kaji Mbing meminta pemerintah desa mendata anak-anak yang melakukan pernikahan dini agar pendidikan mereka tetap berlanjut.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun harus mengawal anak-anak itu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Baca juga: Innova Tabrak Truk lalu Masuk Parit di Tol Madiun, 5 Penumpang Luka-luka

“Kami sudah menyiapkan kejar Paket A, B dan C agar untuk memfasilitasi anak-anak yang menikah dini agar bisa melanjutkan sekolahnya,” jelas Kaji Mbing.

Kaji Mbing menegaskan, pernikahan dini merupakan salah satu penyebab naiknya angka stunting. Oleh karena itu, Pemkab Madiun mengajak seluruh pihak untuk menekan kasus pernikahan dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com