Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Dinkes Kota Malang Imbau Warga Cegah Demam Berdarah dan Tetap Gunakan Masker

Kompas.com - 08/01/2023, 15:29 WIB
Nugraha Perdana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Malang mengimbau masyarakat untuk waspada dalam menghadapi cuaca ekstrem, yakni hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang. Kondisi ini dapat memicu gangguan kesehatan atau penyakit seperti demam berdarah dan penularan Covid-19.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menyampaikan, meskipun pemerintah telah mencabut kebijakan PPKM, namun pihaknya tetap mengimbau masyarakat soal penggunaan masker. Hal itu upaya meminimalisasi penyebaran Covid-19 terutama di ruangan tertutup.

Husnul memaparkan, kasus aktif Covid-19 di Kota Malang pada Jumat (6/1/2023) masih tergolong tinggi, yakni 94 kasus.

Baca juga: Cegah Cuaca Ekstrem, 800 Kilogram Garam Ditabur di Langit Pesisir Lamongan-Tuban

"Sebaiknya warga tetap menggunakan masker di tengah kondisi seperti saat ini, tetap ada upaya pencegahan," kata Husnul pada Minggu (8/1/2023).

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat waspada dari wabah serangan nyamuk, yakni Demam Berdarah Dengue atau DBD. Kondisi saat ini dengan sering turun hujan akan memicu genangan air yang dapat ditempati jentik nyamuk berkembang biak.

Husnul mengatakan, DBD merupakan salah satu penyakit musiman yang sering terjadi utamanya di musim hujan. Sebagai informasi, sepanjang tahun 2022 lalu di Kota Malang total terdapat 560 kasus DBD.

"Mari jaga lingkungan, DBD ini kasus tiap tahun dan penyebabnya biasanya adanya genangan yang menjadi perindukan nyamuk. Jika ada genangan air segera dibersihkan. Manakala genangan tidak ada berarti bibit, jentik nyamuk enggak ada, sehingga cuma tinggal yang dewasa, dewasa seperti apa di gantungan-gantungan baju atau tempat-tempat yang lain," katanya.

Dia menghimbau, masyarakat dapat mencegah DBD dengan melakukan 3M plus yakni menutup dan menguras tempat penampungan air serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.

Mencegah dan menghindari gigitan nyamuk juga dapat dilakukan dengan cara seperti memasang kawat pada ventilasi rumah, kemudian menaburkan lavasida di tempat penampungan air.

Selanjutnya, tidak menggantung pakaian kotor, menggunakan lotion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lainnya.

"Itu bisa dibersihkan dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," katanya.

Selain itu, gangguan kesehatan lainnya yang sering terjadi ketika musim hujan yakni gangguan saluran pernafasan, batuk, pilek, kepala pusing dan lainnya. Husnul juga menghimbau masyarakat untuk menjaga mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Kemudian, menjaga lingkungan tetap bersih.

"Menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan tidak mudah terserang penyakit, bisa mengonsumsi vitamin C dan rajin berolahraga. Olahraga tidak harus yang tergolong berat dan di luar rumah. Olahraga bisa dilakukan di dalam rumah secara sederhana dan dilakukan secara rutin meski hanya 10-20 menit setiap hari," katanya.

Baca juga: Pasokan BBM Pertalite ke Pulau Midai Natuna Terkendala Cuaca Ekstrem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com