Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNA Pakistan Diduga Jalankan Investasi Bodong di Blitar, Kantor Imigrasi Turun Tangan

Kompas.com - 27/12/2022, 19:03 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Pakistan bernisial MY (29) diduga menjalankan praktik investasi bodong di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

MY masuk ke Indonesia, tepatnya di wilayah Kabupaten Blitar, pada September dengan menggunakan visa terbatas (VITAS).

Dia berdalih hendak menjalankan usaha di bidang garmen dengan modal asing (PMA) senilai sekitar Rp 28 miliar.

Baca juga: Kecelakaan Lalu Lintas di Blitar Meningkat 30 Persen, Didominasi Pelajar SMP dan SMA

Namun Kantor Imigrasi Kelas II Blitar curiga usai menijau lokasi usaha yang dijalankan MY di Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Blitar Arief Yudistira mengatakan terdapat sejumlah fakta yang mencurigakan setelah pihaknya bersama kantor penanaman modal setempat melakukan peninjauan lokasi usaha yang dijalankan MY.

“Salah satunya yang janggal adalah usaha garmen itu hanya menempati sebuah ruko dengan peralatan berupa mesin jahit beberapa buah saja,” ujar Arief kepada wartawan, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: Kasus Pembakaran Bus Berlogo PDI Perjuangan Milik Mantan Wali Kota Blitar, Polisi: Kita Masih Dalami

Arief memperkirakan nilai investasi yang telah ditanamkan MY ke usaha tersebut hanya beberapa ratus juta saja, termasuk biaya sewa ruko dan pembelian sejumlah mesin jahit.

“Jadi terdapat ketidaksesuaian antara realisasi investasi dan perizinan termasuk data dan informasi yang disampaikan ke pihak kami pada saat pengurusan izin tingal dan lainnya,” tambahnya.

Pihak Kantor Imigrasi Blitar menduga usaha garment yang dijalankan MY hanya akan digunakan sebagai modal untuk melakukan penipuan.

Caranya, kata Arief, MY akan mencari sebanyak mungkin orang untuk menyetor dana sebagai penyertaan saham pada usaha yang dia jalankan.

Arief menduga MY telah menyiapkan sejumlah iming-iming keuntungan kepada siapa saja yang bersedia untuk bermitra dalam usaha garment tersebut.

“Yang jelas ada fakta-fakta mencurigakan yang sedang kami dalami. Kami juga sedang menunggu ketetapan dari kantor penanaman modal terkait usaha yang dijalankan WNA Pakistan ini,” jelasnya. 

Baca juga: 11 Hari Berlalu, Perampok Rumah Dinasnya Belum Tertangkap, Wali Kota Blitar: Kalau Ada Sutradaranya, Semoga Terkuak

Sejauh ini, ujarnya, baru ada satu warga di wilayah Kecamatan Udanawu yang berhasil dibujuk oleh MY untuk bermitra dengan nilai setoran dana sebanyak puluhan juta rupiah.

Arief mengakui bahwa MY telah memiliki semua perizinan yang diperlukan dari pihak terkait untuk menjalankan usaha sebagai PMA di wilayah Kabupaten Blitar.

“Perizinan usaha ada. Di atas kertas lengkap. Tapi setelah kami investigasi di lapangan, tidak ditemukan kesesuaian,” ujarnya.

Izin tinggal terbatas selama 1 tahun di Indonesia, ujarnya, juga diberikan pihaknya karena MY berstatus sebagai investor untuk PMA senilai Rp 28 miliar sebagaimana izin usaha yang dia miliki.

“Yang bersangkutan saat ini memegang VITAS, berlaku sejak September lalu. Tapi kami pasti akan bertindak begitu ada ketetapan dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal),” ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suster yang Menganiaya Anak Selebgram Malang Ditangkap

Suster yang Menganiaya Anak Selebgram Malang Ditangkap

Surabaya
Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Surabaya
Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Surabaya
Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com