Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek di Malang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pembunuhan

Kompas.com - 25/11/2022, 16:43 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Nanik Suyatni (85), ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Manyar, Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang

Nenek tersebut ditemukan tewas dengan sejumlah luka di bagian tubuh. Polisi menduga Nanik merupakan korban pembunuhan.

Baca juga: Trauma, Siswa Korban Perundungan di Malang Minta Pindah Sekolah

Ketua RT 16 Jumari mengatakan, Nanik ditemukan oleh Isa, adik dari anak angkat korban berinisial RI, pada Kamis (24/11/2022). Isa lalu melaporkan penemuan itu kepada Jumari sekitar pukul 16.00 WIB.

"Saya dapat laporan dari mbak Isa, terus istri saya diajak ke rumah almarhum untuk melihat kondisinya. Ada luka seperti (diduga) bekas pukulan (benda tumpul), di kepala kiri," kata Jumari pada Kamis (24/11/2022).

Jumari lalu melaporkan penemuan itu ke ketua rukun warga (RW) dan lurah. Jumari smepat melihat kondisi korban, terdapat beberapa luka sayatan kecil di kepala korban.

Jumari menduga Nanik menjadi korban pembunuhan karena adanya bekas luka tersebut.

"Ada darah juga, itu kemungkinan keluar dari lukanya, kan ada bekas seperti pukulan. Untuk lukanya ini kira-kira seukuran mata palu, dan lukanya masih baru," katanya.

Tidak lama kemudian, petugas Polsek Sukun dan Tim Inafis Polresta Malang Kota tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah dua jam, polisi keluar dari rumah membawa tiga kantong plastik.

"Setelah itu, dibawa ke RSSA Malang (kamar jenazah). Kata keluarganya minta divisum (korban)," katanya.

Jumari mengatakan, Nanik sehari-hari tinggal bersama anak angkatnya berinisial RI (40). RI diduga memiliki gangguan jiwa dengan kondisi emosi yang kadang tak stabil.

"Kondisi emosinya enggak stabil kadang, orangnya juga sudah dibawa diperiksa ke kantor polisi (Polresta Malang Kota)," katanya.

Saat korban ditemukan tewas bersimbah darah, RI berada di dalam rumah dan membawa handuk. RI lalu membersihkan darah korban dengan handuk itu.

"Setelah itu, handuknya dipakai untuk membersihkan darah yang ada di lantai. Katanya supaya tidak anyir," katanya.


Kapolsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar mengatakan, jenazah masih menjalani visum di RSSA Malang.

"Memang ada dugaan mengarah ke sana (pembunuhan). Tetapi yang bisa menjawab, adalah hasil visumnya," kata Nyoto saat dihubungi melalui via pesan WhatsApp.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota AKP Bayu Febrianto mengatakan, korban akan diotopsi pada hari ini. Hal itu dilakukan untuk mencari tahu penyebab kematian korban.

"Memang dugaan (pembunuhan) mengarah ke situ, tetapi yang lebih paham dokter. Dugaan awal karena memang ada luka yang dokter bisa menjelaskan. Yang jelas ini masih dugaan terkait pembunuhan, sehingga nanti menunggu hasil otopsi yang lebih jelas," kata Bayu pada Jumat (25/11/2022).

Baca juga: Jadi Kurir Narkoba, Ibu Lima Anak di Malang Ditangkap Polisi

Selain itu, pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan dengan meminta keterangan anak angkat korban. Hingga saat ini, tiga saksi telah diperiksa terkait kasus itu.

"Masih kita mintai keterangan, untuk saksinya sementara baru tiga orang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

Surabaya
Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Surabaya
Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Surabaya
Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Surabaya
2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Surabaya
Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Surabaya
Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Surabaya
Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Surabaya
Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Surabaya
Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Surabaya
Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Surabaya
Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com