PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Probolinggo yang menyuplai listrik di Jawa dan Bali, mendapatkan pengamanan ekstra menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Polres Probolinggo menempatkan sejumlah personel di PLTU itu. Sejumlah personel juga melakukan patroli di perairan sekitar PLTU Paiton.
Baca juga: KM Lautan Papua Indah Terbakar di Perairan Paiton Probolinggo, 25 ABK Selamat
Kasat Polairud Polres Probolinggo AKP Slamet Prayitno mengatakan, sejumlah personel berjaga dan berpatroli mengamankan obyek vital nasional itu.
Selain berkontribusi dalam memasok listrik ke Jawa dan Bali, PLTU Paiton merupakan kompleks pembangkit listrik terbesar dengan kapasitas 4.700 megawatt.
PLTU itu menyuplai kurang lebih 15 persen listrik di Pulau Jawa dan Bali, sehingga perlu pengamanan objek vital demi suksesnya kegiatan GTT G20.
“Sesuai perintah Bapak Kapolres Probolinggo, area PLTU Paiton menjadi objek vital yang sangat penting, oleh karena itu kami dari Sat Polairud menggelar kegiatan patroli guna memastikan keamanan dan tidak ada kendala atau gangguan,” ujar Slamet saat dihubungi, Jumat (11/11/2022).
Slamet pun berharap penyelenggaraan KTT G20 di Bali bisa berjalan aman dan lancar.
"Dengan segala persiapan yang dilakukan, kami berharap pelaksanaan KTT G20 di Bali dapat berjalan dengan baik, aman dan lancar sehingga membawa nama baik bangsa Indonesia di kancah dunia," jelas Slamet.
Sebelumnya, Wakil Bupati Probolinggo Timbul Prihanjok mendampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto meninjau kesiapan pengamanan G20 di kompleks PLTU Paiton 9, Rabu (2/11/2022).
Baca juga: Segel Rumah yang Dijadikan Tempat Karaoke, Satpol PP Kota Probolinggo Sita 104 Botol Miras
Menurut Nurchahyanto, masyarakat juga harus terlibat dalam mengamankan PLTU Paiton. TNI pun ingin membantu pembinaan masyarakat agar memiliki rasa tanggung jawab menjaga keamanan PLTU Paiton.
"Kami menyiapkan Alustista untuk memberikan perlindungan manakala itu dibutuhkan. Karena ancaman terhadap obyek vital negara bisa berasal dari mana saja. Ancaman itulah yang ingin kita antisipasi semua, sehingga mampu mengurangi atau bahkan meniadakan ancaman yang mungkin akan timbul," ujar Nurchahyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.