Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Korban Tragedi Kanjuruhan Diautopsi Selama Sekitar 7 Jam, Aremania: Kami Kawal sampai Proses Lebih Tinggi

Kompas.com - 05/11/2022, 21:04 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Proses autopsi dua korban tragedi Kanjuruhan, almarhumah Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13), yang dilakukan oleh tim dokter forensik yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jawa Timur, memakan waktu hingga sekitar 7 jam.

Autopsi yang dilakukan di TPU Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022), tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB dan selesai tepat pada pukul 15.52 WIB.

Proses autopsi ini mencakup serangkaian pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, hingga pemeriksaan penunjang.

"Memang agak lama tadi karena terkendala penggalian makamnya," kata Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dr. Nabil Bahasuan, Sabtu.

Baca juga: Proses Otopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Berjalan Sekitar 7 Jam, Hasilnya Diprediksi Keluar 8 Pekan Lagi

Diwartakan oleh Kompas.com, dr. Nabil menyebut kondisi jenazah yang diautopsi sudah membusuk karena berusia lebih dari satu bulan. 

Ia pun tidak mengungkapkan organ apa saja yang dijadikan sampel dan diperiksa oleh tim dokter.

"Tidak bisa kami sampaikan karena ini menjadi rahasia kedokteran," ujarnya.

Setelah mendapatkan hasil autopsi, selanjutnya, tim dokter akan melakukan uji laboratorium. Terkait penguji dan tempat pengujiannya, dr. Nabil memastikan pihaknya bersikap independen.

"Tidak bisa kami sampaikan. Tapi pastinya independen," ungkapnya.

Baca juga: Datang ke Proses Otopsi, Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Menangis Menjerit: Maafkan Nak

Untuk hasil autopsi, tim dokter memberi estimasi waktu selama 8 minggu, namun dr. Nabil menyebut prosesnya bisa lebih cepat.

"PDFI mohon doa kepada masyarakat untuk bisa memberikan laporan hasil otopsi tadi," kata dr. Nabil.

Harapan Aremania

Selama proses autopsi, puluhan spanduk yang bernada protes tampak terpasang di area pemakaman, seperti 'Kenapa Kamu Tembakkan Kepada Kami', 'Usut Tuntas', 'Eksekutor=Tersangka'.

Humas Tim Gabungan Aremania, Totok Kacong, berharap proses autopsi dilakukan secara transparan.

"Kami keluarga besar Aremania berharap pelaksanaan otopsi ini dilakukan secara transparan untuk keadilan para para korban," kata Totok kepada Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: TGIPF Sebut Hasil Otopsi Akan Buktikan Apakah Gas Air Mata Berpengaruh pada Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan

Bagi para keluarga korban tragedi Kanjuruhan yang ingin mengajukan permohonan autopsi, Totok mengatakan, pihaknya mempersilahkan dan akan mendukung.

"Keluarga korban yang ingin mengajukan otopsi untuk menuntut keadilan, kami siap mendukung," ujarnya.

Tak hanya itu, Aremania juga menyatakan akan terus mengawal proses autopsi hingga tim dokter merilis hasilnya.

"Bahkan Aremania akan mengawal sampai pada proses ke lebih tinggi. Yakni sampai ke proses penyidikan," tegas Totok.

Sumber: Kompas.com | Penulis: Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor: Ardi Priyatno Utomo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com