JOMBANG, KOMPAS.com- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) siap melakukan perlawanan terhadap berbagai pihak yang mengusung gaya politik identitas dalam Pemilu 2024.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan, pihaknya tidak sekedar menentang pihak-pihak yang memainkan isu agama maupun isu primordial untuk mendulang suara.
Menurut dia, isu agama tidak seharusnya menjadi senjata politik. Atas dasar itu, PBNU tak segan untuk melakukan perlawanan.
"Semua upaya untuk memperalat agama sebagai senjata politik, kami akan lawan, ujar Yahya Tsaquf di Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (22/10/2022).
Baca juga: PBNU Gelar Apel Hari Santri di Pesantren Tebuireng Jombang
Selain siap melawan gaya politik identitas, PBNU juga mengharamkan kader NU dan warga Nahdliyyin untuk memperalat identitas Nahdlatul Ulama.
Yahya Tsaquf menegaskan, gaya politik bernuansa SARA harus dihilangkan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Perhelatan Pemilu 2024 diharapkan dapat berjalan demokratis dan rasional, serta tidak memicu kegaduhan berlatar belakang agama, etnis maupun kelompok atau organisasi.
"Kami minta kepada pemilih untuk berfikir tentang catatan-catatan tentang para kandidatnya, siapa yang kinerjanya lebih baik, siapa yang integritasnya lebih baik, siapa yang moralnya lebih baik dan sebagainya," kata Yahya Tsaquf.
Baca juga: Ketua PBNU Tegaskan soal NKRI Sudah Tak Bisa Ditawar Lagi
Kandidat atau kontestan pemilu, diharapkan tidak mengedepankan isu primordial dan isu SARA dalam upayanya meraih dukungan suara pemilih.
"Bukan memperalat agama, bukan memperalat identitas primordial lainnya, termasuk tidak memperalat identitas NU. Termasuk tempat ibadah dan lain-lain," ujar Yahya Tsaquf.