MALANG, KOMPAS.com- Pihak Aremania (fan Arema FC), Rafi Maulana, mempertanyakan pernyataan polisi yang menyebutkan bahwa penyebab jatuhnya ratusan korban jiwa bukan karena gas air mata.
Rafi mengatakan tembakan gas air mata membuat mata perih hingga sesak napas.
"Dibayangkan saja, dengan beberapa saudara kami yang khawatir, panik, dan ingin menyelamatkan diri, masih dalam kondisi di lorong ditembakkan gas air mata," kata dia, seperti dilansir dari Surya.co.id.
"Rasanya perih dan sesak napas. Apakah itu tidak menjadikan penyebab kematian?" katanya.
Baca juga: Menko PMK: Gas Air Mata Sebabkan Munculnya Insiden di Kanjuruhan
Rafi mengatakan, gas air mata berperan besar dalam timbulnya korban jiwa.
"Di dalam ruangan tertutup, diberi gas air mata, tanpa ada ruang yang bergerak, ya mati juga," katanya.
Dia pun mempertanyakan pernyataan polisi yang menyebut bukan gas air mata penyebab kematian para suporter.
"Kalau memang gas air mata tidak mematikan, ya monggo dicoba dalam keadaan yang sama," katanya.