Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Mau Diganti Kompor Listrik, di Sini Sering Mati Lampu, Nanti Gimana Masaknya"

Kompas.com - 26/09/2022, 09:32 WIB
Miftahul Huda,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemerintah mengeluarkan wacana mengonversi penggunaan gas elpiji menjadi kompor listrik. Namun, masyarakat mengaku bingung dengan wacana itu.

Kebanyakan warga di Lumajang mengeluhkan beban biaya listrik yang harus ditanggung jika wacana itu direalisasikan.

Tak hanya itu, mereka khawatir akan ada perubahan daya listrik rumahan yang sebelumnya 450 VA menjadi lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan daya kompor listrik.

Salah satu ibu rumah tangga di Kecamatan Pasrujambe, Tika, mengatakan, kebijakan konversi elpiji menjadi kompor listrik itu belum bisa diterapkan secara menyeluruh.

Menurut dia, wilayah tempat tinggalnya kerap kali mengalami pemadaman listrik. Ketika pemerintah mengubah penggunaan kompor gas elpiji, dikhawatirkan akan menghambat aktivitas dapur.

"Kalau mau diganti kompor listrik, di sini sering mati lampu, nanti gimana masaknya," kata Tika saat berbincang di rumahnya, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Peringati Hari Tani Nasional, Warga di Lumajang Berebut Gunungan Hasil Bumi dan Olahan Ketan

Salah satu ibu rumah tangga di Kecamatan Kunir, Siska, juga khawatir dengan biaya listrik yang harus ditanggungnya tiap bulan jika kebijakan itu direalisasikan.

Saat ini, Siska yang telah menggunakan listrik dengan daya 450 VA harus membayar tarif sebanyak Rp 50.000 per bulan.

Siska khawatir, ketika kompor listrik diterapkan, akan terjadi perubahan daya listrik yang berujung pada kenaikan tarif listrik.


Informasinya, di beberapa kota yang jadi lokasi uji coba kompor listrik, para penerima program uji coba, daya listriknya akan dinaikkan hingga 3.500 VA.

"Kalau diganti kompor listrik, yang dayanya kecil seperti kita gimana, nanti baru masak udah jeglek (mati listrik karena daya tidak kuat) kapan matangnya, kalau dinaikkan pasti harganya juga jadi lebih mahal," tutur Siska.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Surabaya
1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

Surabaya
Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Isa Bajaj Cabut Laporan Setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Surabaya
Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Surabaya
Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Surabaya
Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Surabaya
Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Surabaya
PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

Surabaya
Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Surabaya
Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Surabaya
Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Surabaya
Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com