Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Penyebab Mamalia Laut Terdampar di Banyuwangi, BPSPL Tunggu Hasil Nekropsi Paus Sperma

Kompas.com - 09/08/2022, 17:19 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Petugas belum bisa memastikan penyebab terdamparnya hiu tutul yang mati di Pesisir Pantai Ngagelan, Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Banyuwangi.

Petugas Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan (BPSPL) Bali, Wilayah kerja Banyuwangi, Bayu Dwi Handoko menyebut, masih menunggu hasil nekropsi paus sperma.

Baca juga: Hiu Tutul Ditemukan Mati Terdampar di Alas Purwo Banyuwangi, Balai TNAP: Ini Kali Kedua...

"Kita tunggu hasilnya, karena itu yang nanti menjadi acuan penelitian mengapa mamalia laut itu bisa terdampar di Banyuwangi," kata Bayu kepada Kompas.com, Selasa (9/8/2022).

Dijelaskan, nekropsi merupakan tindakan bedah bangkai hewan, sebagai bagian dari investigasi medis.

Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh hewan secara keseluruhan.

Dalam hal ini, tindakan tersebut dilakukan secara runut dan sistematis baik dari anatomi luar maupun dalam tubuh paus sperma yang mati terdampar di Banyuwangi.

Tim yang meneliti tersebut berjumlah 15 orang. Mereka berasal dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi.

"Memang kita belum tinjau lapangan langsung. Namun bisa jadi kemungkinan penyebab hiu tutul yang terdampar di Alas Purwo itu sama dengan paus sperma," tutur Bayu.

Bayu enggan berspekulasi lebih lanjut terkait penyebab terdamparnya hiu tutul sebelum hasil nekropsi paus sperma itu keluar.

"Apakah ada sesuatu di dalam laut atau ada fenomena alam apa disana, kita belum tahu. Yang pasti kita menunggu hasil penelitian," ucapnya.

Bayu mengungkapkan, hiu tutul merupakan ikan dengan spesies terbesar di lautan yang hidup di iklim tropis.

"Hiu jenis ini banyak ditemukan di seluruh perairan di Indonesia. Kalau di Jawa Timur biasanya di pantai utara, seperti Pasuruan, Probolinggo, Situbondo hingga Banyuwangi," ungkap Bayu.

BPSPL juga belum bisa memastikan apakah Selat Bali dan laut selatan Banyuwangi yang merupakan Samudera Hindia menjadi jalur migrasi mamalia laut tersebut.

"Sekali lagi kami belum bisa memastikan itu. Semoga saja segera terungkap hasilnya," tutup Bayu.

Seekor hiu tutul ditemukan mati di Pantai Ngagelan, Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Banyuwangi, Jawa Timur.

Hiu pemakan plankton dengan nama latin Rhincodon typus tersebut ditemukan mati terdampar di pinggir pesisir, sejak beberapa hari lalu.

Baca juga: Hiu Tutul yang Mati Terdampar di Alas Purwo Diduga Terjebak di Perairan Dangkal

"Memang benar kondisinya sudah mati di Pantai Ngagelan. Terdampar sejak Sabtu lalu," kata Kepala Seksi Pengelola Wilayah 1 Balai TNAP Probo Wresniaji.

Probo mengatakan, hiu tutul yang terdampar tersebut memiliki ukuran panjang 4,5 meter. Saat ditemukan beberapa bagian tubuh hiu tidak utuh.

"Sudah mulai membusuk," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Surabaya
Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Surabaya
Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Surabaya
Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Surabaya
Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Surabaya
Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Surabaya
Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Surabaya
Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Surabaya
Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Surabaya
Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com