MAGETAN, KOMPAS.com – Sebuah video memperlihatkan warga Desa Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berusaha menggali dan megevakuasi bangkai perahu di Sungai Andong viral di media sosial.
Bangkai perahu itu dipercaya berasal dari Kerajaan Powan yang berdiri pada abad 15 di kawasan Kecamatan Sine.
Salah satu warga Desa Jogorogo, Yasin mengaku berinisiatif mengevakuasi bangkai perahu tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengamankan bukti sejarah keberadaan Kerajaan Powan.
“Dari cerita turun temurun ini merupakan perahu dari Kerajaan Powan. Kita akan evakuasi ke dekat Batu Lawang yang dipercayai sebagai tambatan perahu ini,” ujarnya dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (7/8/2022).
Seminggu terakhir, Yasin sudah berusaha mencari bangkai perahu. Dari hasil penggalian, ditemukan kayu dengan diameter 50 centimeter dan panjang tujuh meter.
”Kita raba-raba ini jelas kayu meski sekilas terlihat seperti batu,” imbuhnya.
Dulu, kata Yasin, warga sekitar Sungai Andong tak asing dengan keberadaan perahu kayu tersebut. Perahu itu masih utuh.
Saat kecil, Yasin masih melihat bentuk utuh perahu yang memiliki panjang sekitar 20 meter. Sebagian buritan perahu tertanam di sungai. Sementara haluannya terlihat di atas sungai.
Baca juga: Guru Spiritual di Ngawi Perkosa Anak Pasiennya Selama 200 Kali, Berdalih Bersihkan Aura Negatif
Biasanya, Yasin dan anak-anak di sekitar Sungai Andong bermain di kawasan bangkai perahu itu.
“Dulu masih kelihatan utuh, dengan lebar sekitar 90 centimeter, bagian samping perahu. Masih utuh. Kita dulu sering duduk duduk di situ waktu kecil,” katanya.
Sayangnya, salah satu warga khawatir keberadaan perahu kuno itu akan mempengaruhi kehidupan beragama masyarakat. Bangkai perahu itu lalu dihancurkan pada 1994.
Bagian atas perahu yang tersisa juga dihancurkan warga menggunakan kapak.
“Jadi perahu bagian atas itu sudah dihancurkan dengan kapak. Banyak saksi yang melihat penghancuran itu,” kata Yasin.
Rencananya, Yasin akan mengundang mobil derek untuk mempercepat mengeluarkan bangkai perahu yang dipercaya dari abad 15 itu.
“Kita kesulitan kalau manual karena banyak lumpur dan batu yang menimbun perahu bagian depan. Yang kita temukan panjangnya tujuh meter, kita belum tahu berapa panjang sisa perahu yang masih tertimbun,” ujarnya.