LUMAJANG, KOMPAS.com - Ahmad Rendy Pratama (19), korban erupsi Gunung Semeru Desember 2021, yang jasadnya baru ditemukan setelah delapan bulan terkubur material letusan, dikenal sebagai sosok berbakti kepada orangtua.
Rendy merupakan putra pertama dari pasangan Muhammad Zuhri (46) dan Siti Maryam (45). Saat Gunung Semeru meletus, Rendy bukannya menyelamatkan diri.
Ia justru berniat menjemput ayahnya yang masih berada di tempat kerja. Di tengah perjalanan menjemput ayahnya itu, Rendy menjadi korban letusan Gunung Semeru.
Pada Sabtu (4/1/2021) pukul 15.00 WIB, Rendy sedang berada di rumahnya, Dusun Kebon Agung, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Saat itu, Rendy membantu ibunya mengangkat jemuran karena langit mulai gelap seperti mau hujan.
Tak ada yang menyangka, langit yang gelap itu bukan mendung karena hujan, tetapi Gunung Semeru memuntahkan material dengan dahsyat.
Baca juga: Tulang dan Tengkorak Manusia Ditemukan di Lumajang, Diduga Korban Erupsi Semeru
Sekitar pukul 15.30 WIB, kondisi semakin gelap seperti malam hari. Rendy teringat ayahnya yang saat itu masih bekerja di seberang sungai sebagai perajin gula jawa.
Karena motor yang dikendarai ayahnya tidak ada lampunya, ibunya pun meminta Rendy untuk menjemput ayahnya ke tempat kerja.
"Motornya bapaknya ini kan tidak ada lampunya, lah waktu itu udah gelap gak kelihatan apa-apa, akhirnya Rendy saya suruh jemput bapaknya," kata Maryam di rumahnya, Selasa (2/8/2022).
Rendy berangkat menjemput sang ayah menggunakan kaos hitam, celana jin biru, motor Honda Beat, dan helm merah. Tidak lupa, Rendy membawa senter untuk mencari ayahnya.
Atribut keamanan lengkap yang dikenakannya seakan menjadi pertanda akan terjadi sesuatu yang buruk. Mengingat, jarak rumahnya ke tempat ayahnya bekerja tidak sampai satu kilometer.
Saat Rendy ingin menjemput ayahnya, ternyata ia melewati jalan yang berbeda dengan yang dilewati ayahnya pulang.