MAGETAN, KOMPAS.com – Tangan cekatan Atjadsiah Karifha Andini (11), terlihat sibuk memasukkan es ke dalam plastik yang berisi sirup.
Es-es tersebut adalah pesanan sejumlah teman sebayanya di warung sederhana rumahnya di Desa Jonggrang, Kecamatan Barat, Magetan, Jawa Timur.
Meski masih duduk di kelas V SDN Jonggrang I, Andini panggilan akrabnya, sudah terbiasa berjualan es sirup serta makanan kecil lainnya seperti cireng, sosis goreng dan tempura di warung mungil di teras rumahnya.
Baca juga: Terima 2.500 Dosis Vaksin PMK, Bupati Magetan: Masih Kurang...
Ibunda Andini, Partini mengaku, kebiasaan menjual makanan ringan dan es dilakukan Andini setelah putrinya tersebut mempunyai keinginan menempuh pendidikan di Pesantren Al Fatah Temboro saat kelas 2 SD.
"Sejak kelas 3 dia sudah jualan sendiri. Buka warungnya kalau sudah pulang sekolah sampai sore, kalau saya sibuk membuat rengginang di dapur,” ujar ibunda Andini, Partini, Selasa (28/06/2022).
Jarak rumah dengan pesantren yang cukup jauh membuat Andini mempunyai keinginan yang kuat untuk membeli sepeda motor sendiri.
Lebih-lebih, ibunya hanyalah bekerja sebagai pembuat rengginang, kerupuk yang terbuat dari beras ketan.
“Pas liburan di rumah neneknya yang tak jauh dari pesantren di sering melihat santri belajar di sana, jadi dia pingin mondok juga. Tapi jarak rumah dengan pesantren ada 10 kiloan,” imbuhnya.
Baca juga: Sapi Perah di Magetan Bakal Diprioritaskan Dapat Vaksin PMK, Ini Alasannya...
Partini mengaku hanya bisa membimbing keinginan putrinya untuk mewujudkan cita-citanya dengan cara menabung.
Setiap hari Andini menyisihkan uang hasil berjualan es dan tempura.
Uang yang ditabung adalah uang dari sisa pembelian bahan untuk cireng dan tempura yang akan dijual keesokan harinya.
“Yang ditabung itu uang sisa pembelian belanja untuk modal berjualan besok, kadang Rp 10 ribu kadang lebih,” katanya.
Baca juga: Sapi Perah di Magetan Bakal Diprioritaskan Dapat Vaksin PMK, Ini Alasannya...