Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Ekor Sapi di Lumajang Terinfeksi PMK, Wabup: Kami Kekurangan Nakes Hewan

Kompas.com - 05/06/2022, 18:32 WIB
Miftahul Huda,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Lumajang, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memikirkan cara meredam penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Pasalnya, jumlah hewan ternak yang terpapar PMK terus meningkat hingga lebih dari 3.000 ekor.

"Data terakhir kemarin masih di atas 3.000 yang sakit. Itu hanya untuk sapi, belum kambing, dan kerbau. Tapi kambing dan kerbau jumlahnya tidak banyak," kata Wakil Bupati (Wabup) Lumajang Indah Amperawati di Alun-alun Lumajang, Minggu (5/6/2022).

Meski begitu, Indah mengklaim sudah banyak sapi  yang terpapar PMK yang sembuh. Walaupun angka kematian akibat wabah PMK juga terus bertambah.

"Untuk kematian jumlahnya juga terus bertambah, tapi yang sembuh juga banyak," imbuhnya.

Baca juga: Syarat Hewan Kurban Saat Kondisi Wabah PMK Sesuai Fatwa MUI untuk Perayaan Idul Adha 2022

Indah menjelaskan terus meningkatnya kondisi PMK di Lumajang disebabkan oleh keterbatasan tenaga kesehatan (nakes) hewan.

Oleh sebab itu, pihaknya tengah mengusulkan untuk menambah petugas dari unsur lain yang akan bekerja di bawah pengawasan petugas kesehatan hewan.

"Kendala keterbatasan petugas kami. Jadi petugas kami sangat terbatas. Dan ini sedang kami usulkan untuk ditambah dari petugas-petugas unsur lain yang akan dikawal oleh petugas kesehatan ternak," jelasnya.

Lebih lanjut, Indah juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah memesan obat-obatan ke pabrik farmasi dan dijanjikan akan datang minggu ini.

Menurutnya, keterlambatan obat disebabkan banyaknya pesanan yang diterima pabrik yang  melayani kebutuhan untuk Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.

Indah juga mengimbau agar para peternak melakukan inisiatif dalam pemberian makan hewan ternak yang sakit PMK. Di antaranya dengan cara menyuapi, memberi vitamin, jamu tradisional dan vitamin.

Selain itu, para peternak juga diminta untuk tidak berjalan dari satu kandang ke kandang yang lain. Sebab, peternak berpotensi menjadi perantara penyebaran PMK untuk sapi yang sehat.

"Bagi yang sapinya mau divaksin harus segera mendaftar ke puskeswan terdekat wilayah mereka," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com