BATU, KOMPAS.com - Sebanyak 37 ekor sapi di Kota Batu, Jawa Timur, suspek atau terindikasi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pemerintah Kota Batu melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penularan penyakit itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, temuan sapi suspek PMK tersebut berada di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji.
Pihaknya mendapat laporan itu pada Sabtu (7/5/2022) dari dokter hewan mandiri dan kemudian dilanjutkan penanganannya oleh Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates.
Baca juga: Pemkab Gresik Akan Beri Bantuan kepada Peternak yang Sapinya Dipotong Paksa akibat PMK
"Sebanyak 6 sapi telah diambil sampelnya. Dari posisi sewaktu Senin (9/5/2022) lalu ada 22 sapi bergejala, kemudian bertambah menjadi 37 sapi. Untuk hasil pemeriksaan sampel masih belum tahu, sekitar Kamis (12/5/2022) besok keluar," kata Sugeng saat dihubungi via telepon pada Rabu (11/5/2022) malam.
Pihaknya juga telah melakukan penanganan pertama terhadap 37 sapi yang suspek dengan pemberian antibiotik, vitamin dan disinfeksi kandang.
"Mulai tanggal 8 kita lakukan terus ketika ada temuan, kita juga sudah sosialisasikan peternak terkait PMK, karena di Sumbergondo jumlah populasi sapinya sekitar 300 ekor, kemudian penyemprotan disinfektan di kandang ternak juga sudah dilakukan," katanya.
Baca juga: 1.323 Sapi di Gresik Terjangkit PMK, 21 di Antaranya Mati
Tidak hanya itu, DPKP juga membuat posko khusus untuk penanganan wabah PMK di Desa Sumbergondo. Di wilayah tersebut juga dilakukan pembatasan keluar-masuk hewan ternak.
"Selain itu, kita juga melibatkan banyak pihak untuk penanganan terkait dugaan adanya wabah PMK, terus berkoordinasi dengan BBVET Wates, dengan Dinas Peternakan Jawa Timur, Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu," katanya.
Sugeng berharap, masyarakat tidak panik dengan adanya wabah PMK di Kota Batu, begitu juga dengan peredaran daging dan susu sapi. Sebab, menurut Sugeng, selama telah dimasak dengan sempurna, daging sapi tersebut masih aman dikonsumsi.