Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Dapat Dana Hibah Infrastruktur, Wabup Blitar Harapkan Pinjaman Luar Negeri

Kompas.com - 26/04/2022, 13:16 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso mengakui upaya mendapatkan dana hibah infrastruktur untuk perbaikan jalan rusak melalui Kementerian PUPR kandas.

Namun setelah berkonsultasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rahmat mengatakan, Pemkab Blitar masih berpeluang mendapatkan dana dengan skema pinjaman luar negeri untuk memperbaiki 14 ruas jalan rusak.

Baca juga: Jual Beli Bubuk Petasan lewat Facebook, 3 Pemuda di Blitar Terancam 20 Tahun Penjara

"Maka sesuai pembicaraan dengan Sekjen Kementerian PUPR, selain loan juga akan dikucurkan DAK (dana alokasi khusus) untuk mendukung infrastuktur," kata Rahmat kepada wartawan, Selasa (26/4/2022).

Rahmat tidak menyebutkan dari mana pinjaman luar negeri itu berasal. Dia juga mengaku belum dapat memastikan apakah pinjaman itu akan disalurkan melalui Kementerian PUPR atau pinjaman luar negeri langsung pada Pemerintah Kabupaten Blitar.

Namun, Rahmat menegaskan, pinjaman luar negeri tersebut tidak akan diterima melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Jadi tidak ada dalam APBN 2022. Ini perlu saya klarifikasi," ujarnya.

Selain pinjaman luar negeri, tambahnya, Pemerintah Kabupaten Blitar juga berpeluang besar mendapatkan dana alokasi khusus pada APBN 2023.

"Yang saya tangkap bahwa melalui diskresi Presiden maka nanti akan ada alokasi yang lebih besar melalui DAK untuk infrastruktur Kabupaten Blitar," jelasnya.

Ditanya potensi besaran dana infrastruktur yang bisa didapatkan, Rahmat menyebut angka yang jauh lebih besar dari dana hibah infrastruktur sebesar Rp 229,5 miliar yang sempat memicu kontroversi setelah Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah membantah adanya rencana alokasi untuk Blitar.

Protes dari Thailand

Rahmat mengatakan, setidaknya terdapat 14 ruas jalan kabupaten yang mendesak untuk diperbaiki atau ditingkatkan kelasnya.

Perbaikan dan peningkatan ruas jalan itu, ujarnya, terutama berkaitan dengan keberadaan pabrik gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) yang berada di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.

Dari jalan nasional Blitar-Malang, pabrik gula yang merupakan salah satu yang memiliki kapasitas produksi terbesar di Jawa Timur itu dihubungkan oleh ruas jalan kabupaten golongan kelas jalan III C sepanjang tujuh kilometer.

Lalu lintas kendaraan berukuran besar dengan beban muatan yang cukup besar dari dan menuju pabrik mengakibatkan kerusakan cukup parah di ruas jalan tersebut. Kerusakan itu kerap memunculkan protes dari warga yang pada akhirnya mengganggu kelancaran operasional pabrik.

Rahmat mengatakan Pemerintah Thailand melalui kedutaan besarnya telah melayangkan protes kepada Pemerintah Indonesia karena pabrik gula tersebut merupakan investasi asing asal negeri gajah putih itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com