KOMPAS.com - Nur Hasan, pria Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jamber, menjadi pembicaraan publik.
Pria yang akrab dipanggil Hasan itu diketahui mengoordinasi 28 orang melakukan ritual di Pantai Payangan pada Minggu (13/2/2022) dini hari.
Dalam peristiwa tersebut, 11 orang tewas tergulung ombak ganas pantai selatan saat melakukan ritual.
Disebutkan bahwa para korban sempat berkumpul di rumah Hasan dan berangkat bersama-sama ke Pantai Payangan pada Sabtu (12/2/2022) malam.
Baca juga: Baru Setahun Menikah, Bripda Febriyan Tewas Saat Ritual di Pantai Payangan, Sempat Pamit ke Istri
Rumah Nur Hasan berwarna putih berada di Dusun Botosari persis di pinggir jalan menghadap ke selatan.
Hampir setiap hari, rumah Hasan dikunjungi banyak tamu. Apalagi saat malam Jumat, jumlah tamu yang datang mencapai 20 orang.
Tetangga kiri kanan Hasan sudah biasa melihat rumah Hasan sering dikunjungi tamu. Maklum, di lingkungan tersebut Hasan dikenal sebagai paranormal.
Cerita yang beredar, Hasan dianggap parnormal karena dianggap mampu menerawang nasib orang di masa depan dan mengajak orang meraih ketenangan jiwa.
"Dia kalau ke mana-mana pakai selendang hijau," kata Budi Harto, Sekretaris Desa Dukuh Mencek.
Tak sedikit tamu yang datang membawa mobil. Saking eksisnya, kemampuan ini sudah menjadi pekerjaan Hasan. Sampai-sampai, dia bisa menghidupi dua istri dan dua anak.
Budi mengatakan, Hasan sempat bekerja di Malaysia dan saat pulang, Hasan dikenal sebagai paranormal.
"Kalau Pak Hasan dulunya ini kerja di Malaysia. Terus 2010 itu pulang. Kayaknya setelah itu, dia dikenal sebagai paranormal," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, Kelompok Tunggal Jati ini merupakan tempat pengobatan alternatif.
Namun, tujuan orang yang datang ke Hasan juga bermacam-macam. Ada yang ingin konsultasi masalah ekonomi, rumah tangga, ataupun kesehatan.