KOMPAS.com - Bondowoso merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang dikenal dengan julukan “Kota Tape”.
Kabupaten Bondowoso juga menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Jawa Timur yang tidak memiliki pesisir.
Luas wilayah Kabupaten Bondowoso mencapai 1.560,10 kilometer persegi, dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Bondowoso.
Kecamatan Bondowoso ini berada di persimpangan jalur dari Kecamatan Besuki di Situbondo menuju Kabupaten Jember.
Bondowoso memiliki sejarah yang panjang. Usianya sudah mencapai 202 tahun, merujuk pada 17 Agustus 1819 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bondowoso.
Wilayah Kabupaten Bondowoso dahulunya merupakan bagian dari wilayah Besuki yang sekarang masuk menjadi wilayah Situbondo.
Sejarah Kabupaten Bondowoso berawal dari pemberontakan Ke Lesap terhadap Adikoro IV yang merupakan menantu Tjakraningrat Bangkalan, Madura.
Pemberontakan Ke Lesap terjadi pad atahun 1743. Dalam pertempuran di desa Bulangan, Adikoro IV meninggal dunia.
Adikoro IV memiliki beberapa anak, salah satunya Demang Walikromo. Demang Walikromo ini memiliki anak bernama Raden Bagus Assra.
Karena kondisi yang tidak kondusif, Nyi Sedabulangan atau istri Adikoro IV membawa lari Raden Bagus Assra ke wilayah Besuki.
Pelarian ini dilakukan secara besar-besaran oleh para pengikut Adikoro IV. Raden Bagus Assra turut dibawa oleh neneknya untuk menjamin keselamatannya.
Di Besuki, Raden Bagus Assra diasuh oleh Ke Patih Alus, Patih Wiropuro. Raden Bagus Assra mendapatkan pengajaran baik ilmu kanuragan maupun ilmu agama.
Memasuki usia 17 tahun, Raden Bagus Assra diangkat menjadi Menteri Anom dengan gelar Abhiseka Mas Astruno. Bagus Assra juga dinikahkan dengan putri Bupati Probolinggo.
Setelah itu, Raden Bagus Assra ditugaskan untuk melakukan perluasan wilayah.
Memasuki tahun 1794, Bagus Assra berhasil menemukan daerah strategis yang kini menjadi Kabupaten Bondowoso.