Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Video soal Tradisi Ruwatan di Gunung Semeru, Ini Asal-usul dan Maknanya

Kompas.com - 10/01/2022, 14:55 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pria membuang dan menendang sesajen makanan di lokasi erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Viral, Video Pria Tendang Sesajen Tradisi Ruwatan di Lokasi Erupsi Gunung Semeru, Polisi Buru Pelaku

Sesajen yang dibuang itu diduga berasal dari tradisi ruwatan warga Sumbersari, Lumajang. 

Apa itu Tradisi Ruwatan?

Ruwatan merupakan salah satu ritual penyucian yang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa dan Bali.

Baca juga: Ruwatan, Tradisi Jawa Pembuang Sial

 

Ruwat sendiri dalam bahasa Jawa sama dengan kata luwar yang berarti dilepas atau dibebaskan.

Baca juga: 5 Tradisi Unik di JawaTengah, Perang Lumpur hingga Anak Cucu Berjalan di Bawah Peti Jenazah

 

Sehingga Ruwatan berarti upacara untuk membebaskan atau melepaskan seseorang yang diruwat dari hukuman atau kutukan dewa yang menimbulkan bahaya.

Sejarah Ruwatan Jawa

Ruwatan merupakan upacara asal Jawa yang digunakan untuk membebaskan atau melepaskan seseorang dari hukuman atau kutukan yang membawa sial atau membahayakan.

Asal-usul adanya ruwatan adalah dari cerita pewayangan. Diceritakan ada seorang tokoh bernama Batara Guru yang beristrikan dua orang wanita, yaitu Pademi dan Selir.

Dari Pademi, dia menurunkan anak laki-laki bernama Wisnu dan dari Selir juga menurunkan anak laki-laki bernama Batarakala.

Setelah dewasa, Batarakala tumbuh menjadi seorang yang jahat. Ia kerap mengganggu anak-anak manusia untuk dimakannya.

Konon, sifat jahat Batarakala ini disebabkan oleh hawa nafsu sang ayah, Batara Guru yang tidak terkendalikan.

Dulu, Batara Guru dan Selir sedang bercengkrama mengelilingi samudera dengan menaiki punggung seekor lembu.

Tiba-tiba, hasrat seksual Batara Guru timbul dan ingin bersetubuh dengan istrinya. Namun, Selir menolak, sehingga jatuhlah air mani Batara Guru ke tengah samudera.

Air mani ini kemudian berubah menjelma menjadi raksasa yang dikenal dengan nama Batara Kala.

Konon katanya, Batara Kala meminta makanan yang berwujud manusia kepada Batara Guru. Batara Guru pun mengizinkan dengan syarat manusia yang ia makan adalah wong sukerta.

Wong Sukerta adalah orang-orang yang mendapat kesialan, contohnya anak tunggal. Oleh sebab itu, setiap anak tunggal harus diruwat agar terhindar dari malapetaka dan kesialan.

Sesajen Tradisi Ruwatan

Dalam melakukan tradisi Ruwatan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sajen. Sajen adalah makanan dan benda lain seperti bunga yang digunakan sebagai sarana komunikasi atau interaksi dengan makhluk tak kasat mata atau ghaib.

Dalam tradisi Ruwatan, ada beberapa sajen yang diperlukan saat akan memulai upacara Ruwatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Surabaya
Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Surabaya
Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Surabaya
Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Surabaya
Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Surabaya
6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

Surabaya
Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com