SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya tengah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi datangnya gelombang ketiga Covid-19 varian delta plus yang sudah banyak ditemukan di sejumlah negara.
Apalagi, Hari Raya Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru (Nataru) 2022 sudah dekat.
Sejumlah langkah antisipasi itu dipaparkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam rapat Percepatan Vaksinasi Antisipasi Covid-19 Varian Baru dan Persiapan Natal Tahun Baru 2022 di Grand City Convention dan Exhibition Hall Surabaya, Senin (15/11/2021) malam.
Rapat bersama Forkopimda Jawa Timur beserta seluruh kepala daerah kabupaten/kota se-Jatim itu untuk menyamakan persepsi langkah mitigasi.
Baca juga: Apa Kurang Gaji Polisi dari Negara, Ini Ambil Uang dari Klien Saya
Termasuk kolaborasi membendung datangnya mutasi virus tersebut.
"Kalau kami melihat enam indikator PPKM Darurat Level 1 di Kota Surabaya, hingga hari ini angka kematian sudah 0. Kemudian, rawat inap rumah sakit 0,65 dan kasus konfirmasi 1,78," kata Eri.
Untuk ke depannya, kata dia, yang terpenting adalah kegiatan testing, tracing dan treatment (3T) terus dilakukan secara konsisten.
Hingga saat ini, testing di Kota Surabaya berada di angka 0,12, dengan tracing 29,63 dan treatment 1,34.
"Artinya, kapasitas 3T di Surabaya tergolong sudah memadai," ujar dia.
Data per tanggal 14 November 2021 mencatat, masih ada 7 kasus aktif dari total sekitar 2,9 juta penduduk di Kota Surabaya.
Meski kasus aktif masih berada di bawah angka 10, Eri mengaku tak ingin kecolongan.
Karena itu, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi lonjakan gelombang Covid-19.
Langkah pertama adalah peningkatan kegiatan secara konsisten dan terintegrasi upaya 4T, yakni, tracking (pelacakan), tracing (penelusuran), testing (pemeriksaan) dan treatment (perawatan kesehatan).
"Ini yang kami lakukan secara terus menerus hampir selama 24 jam sampai hari ini. Kami berkolaborasi dengan puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas hingga relawan tracer," kata dia.
Tak hanya itu, pelaksanaan kegiatan testing juga berjalan dengan melibatkan tiga pilar, yakni pemkot, TNI dan Polri.
Sedangkan pelaksanaan surveilans aktif (active case finding), dilakukan secara terintegrasi melalui pemeriksaan RT-PCR.