KOMPAS.com - Warga di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tahu betul caranya memanfaatkan tanaman porang orang untuk meraup keuntungan.
Dari menanam porang, warga di desa ini mampu keluar dari zona kemiskinan, Bahkan, ada yang mampu membangun rumah.
Baca juga: Menanam Porang Tanpa Modal, tapi Bisa Raup Untung Ratusan Juta Rupiah, Ini Rahasianya
Kepala Desa Durenan, Purnama (50) menceritakan, 98 persen warganya merupakan petani dan sebagian besar menanam porang.
Baca juga: Ingin Penghasilan Rp 3 Miliar Tak Sampai 2 Tahun? Tanamlah Porang, Ini Caranya
"Untuk wilayah Desa Durenan, jumlah lahan milik warga yang ditanami porang ada sekitar 200 hektare. Dan ada sekitar 149 hektare kawasan hutan milik perhutani yang ditanami porang oleh warga," kata Purnama dikutip dari Surya, Selasa (13/4/2021).
Ia mengatakan, pengembangan porang di Desa Durenan sudah mulai berjalan sekitar 10 tahun terakhir.
Namun para petani baru serius menggarap sekitar tiga tahun lalu.
Dia menyebut porang merupakan komoditi yang menjanjikan. Meski perawatannya mudah, modalnya juga lumayan besar untuk membeli bibit.
Untuk satu hektare lahan dibutukan modal sekitar Rp 55 hingga Rp 60 juta. Ketika panen, petani bisa memperoleh Rp 300 juta lebih.
"Bahkan sebelah rumah saya, ia beli bibit Rp 12 juta, ketika panen dijual laku Rp 55 juta," urainya.
Kemiskinan turun
Ia mengklaim, angka kemiskinan di desanya semakin turun dan sebaliknya kesejahteraan warga semakin meningkat.
Dengan begitu, pantas bila lahan porang disebut bak tambang emas bagi mereka yang tekun membudidayakan porang.
"Terbukti saat pandemi, ada 68 warga Desa Durenan yang membangun rumah berkat panen porang 2020 kemarin. Artinya ketika seluruh warga menanam porang, kita bisa melibas angka kemiskinan. Dan ketika kualitas porang terjaga, pasar pasti membutuhkan," jelasnya.
Dan berkat porang pula, selama pandemi banyak warga desanya kembali dari perantauan dan menanam porang di kampung halamannya.